PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH DI WILAYAH LAUT DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA

PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH DI WILAYAH LAUT DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA



      Indonesia merupakan negara maritim sekaligus negara kepulauan, sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari wilayah laut/perairan yang mencakupi enam puluh persen (60%) dari seluruh wilayah Indonesia dan sisanya sebesar empat puluh persen (40%) adalah wilayah daratan. Indonesia memiliki sekitar 13. 487 pulau yang tersebar diseluruh nusantara, dimana setiap pulau tersebut dikelilingi perairan/laut. Indonesia terletak diantara dua benua yaitu benua asia dan Australia serta berada diantara dua samudera, yaitu samudera hindia dan samudera pasifik. Kondisi geografis Indonesia yang sangat strategis tersebut berpotensi mendatangkan pencemaran, khususnya pencemaran bahan berbahaya dan beracun sehingga lingkungan/wilayah laut Indonesia perlu mendapat perlindungan dari pencemaran.
Bertahun-tahun orang tidak peduli dengan pencemaran laut karena volume air laut yang besar, dan kemampuannya mengencerkan segala jenis zat asing sehingga hampir tak menimbulkan dampak sama sekali. Oleh karena itu laut dianggap sebagai tempat pembuangan limbah. Namun, pandangan tersebut mulai berangsur berubah. Hal itu disebabkan antara lain karena limbah yang dibuang ke laut semakin lama semakin banyak dan dalam konsentrasi tinggi, sehingga akibat pencemaran lingkungan pada skala lokal terjadi. Apabila pembuangan limbah ke laut secara terus menerus dilakukan, maka ditakutkan akan terjadi dampak global dari pencemaran laut. 

    Laut merupakan milik umum yang pengelolaan dan perlindungan oleh pemerintah. Pencemaran air laut yang terjadi perlu untuk dikendalikan karena dengan adanya pencemaran air laut dapat mengurangi pemanfaatan dari air laut sebagai kebutuhan utama dan salah satu faktor dalam pembangunan perkelanjutan, pencemaran dikendalikan bersama-sama bukan hanya oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan pemangku kepentingan yang melakukan perlindungan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelajutan namun masyarakat juga harus turut serta ikut mengendalikan pencemaran sampah dalam air laut, karena pemerintah atau masyarakat merupakan faktor manusia yang dapat menimbulkan pencemaran air laut dengan beberapa faktor penyebab, salah satunya adalah sampah. Pengendalian pencemaran air laut penting dilakukan karena air laut merupakan sebagian kebutuhan yang selalu dimanfaatkan manusia dalam berbagai kebutuhan hidupnya dan faktor utama dalam pembangunan.


    Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi. Pencemaran berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan kota-kota besar. Tingkat laut ini telah menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala potensinya. Pencemaran laut menurut PP No. 19 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut adalah mempunyai definisi sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehinga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut, seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertambangan, limbah pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) di dalam laut yang berpotensi memberi efek berbahaya.

    Pemerintah Indonesia menyadari adanya tantangan pencemaran laut dari aktivitas didarat. Sekitar hampir 80% pencemaran laut seperti sampah plastik, logam berat, dan limbah cair berasal dari kegiatan di darat. Pencemaran laut ini berdampak negatif bukan hanya untuk ekosistem, tetapi untuk perekonomian masyarakat setempat. Pencemaran laut bisa mengganggu pendapatan nelayan, mengganggu sektor pariwisata, mengacaukan aktivitas pelayaran, dan dapat merusak kesehatan makhluk hidup baik biota laut maupun manusia itu sendiri. Laut dan sumber daya di dalamnya merupakan kekayaan indonesia. Laut yang merupakan benda cair mempunyai sifat dapat melarutkan dan menyebarkan bahan-bahan yang terdapat di dalamnya. Saat adanya benda masuk, yaitu limbah cair, maka hal ini dapat menurunkan kualitas air lauut. Limbah cair yang sampai ke laut biasanya dihasilkan oleh pabrik yang merupakan hasil limbah produksi. Sifat dari limbah cair ini terkadang berbahaya dan ada pula yang bisa dinetralisir dengan cepat. Limbah yang berbahaya ini akan mencemari lautan jika tidak secepatnya dinetralisir yang pada akhirnya dapat merusak ekosistem laut. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia secara langsung maupun tidak langsung akan mencemari lingkungan. Seperti sampah yang berada dalam beberapa bagian laut di Indonesia yang tercemar oleh sampah dengan berbagai macam jenis sampah yang ada, sampah-sampah yang berada dilaut berasal dari beberapa faktor yaitu sampah terbawa oleh aliran sungai yang bermuara ke laut, sebagian manusia yang tidak memperhatikan tentang kelestarian lingkungan seperti air mereka membuang sampah mereka kesungai yang akan mengalir sampai bermuara ke laut sehingga sampah akan terbawa dan akan tercampur di laut yang akan berakibat dengan pencemaran air laut dengan berbagai macam sampah yang bercampur dengan berbagai kandungan didalamnya bahkan kandungan berbahaya. Selanjutnya adalah sampah yang dibuang secara langsung oleh manusia kedalam laut, hal ini merupakan tindakan yang tidak perduli dengan kelestarian lingkungan, dimana keletarian lingkungan dalam laut yang meliputi ekosistem laut dan biota laut akan tercemar dengan adanya berbagai macam sampah yang berada di laut.

    Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan dikelilingi oleh berbagai laut, serta terletak diantara dua samudra besar yang sering dilalui oleh atau menjadi jalur perdagangan internasional. 40% perdagangan internasional melalui laut Indonesia. Keunggulan kompetitif sebagai negeri dibatas dua samudra yang mendatangkan banyak keuntungan dan tidak dimiliki oleh negeri-negeri lain di muka bumi ini adalah dimilikinya kombinasi beberapa faktor yang sangat menguntungkan: geoekonomi dan geopolitik global, budaya dan peradaban, kondisi fisik-oceanografibiologis, serta dari faktor geofisis-geologis. Dalam geoekonomi dan geopolitik global, Indonesia berada pada titik sangat strategis di persimpangan antara pusatpusat produsen hingga konsumen. Pada tahun 1998, ada sekitar 44 % pelayaran dunia melalui perairan Indonesia. Sedangkan untuk pelayaran perdagangan di cekungan Asia Pasifik ada sekitar 95 % pelayaran melalui perairan Indonesia, dimana 72 % diantaranya melewati selat Malaka. Industri mesin dan galangan-galangan kapal raksasa di Jepang, Korea, dan Singapura melayani pesanan para pengguna di Timur Tengah, Afrika Barat, dan Eropa yang mana pengiriman mesin-mesin berat dan struktur berukuran raksasa itu dimuat dan ditunda (ditarik) melintasi perairan kita. Saat ini lalu lintas perdagangan barang antara China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dengan negara-negara Uni Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Australi-NZ tumbuh dengan sangat pesat. Asia Timur tumbuh spektakuler, dan dikenal dengan global factories. Kapal-kapal dagang bersliweran dengan komoditas mentah dan barang produk jadi dengan sangat sibuknya melalui perairan kita.

    Indonesia National Shipowners Association (INSA) atau Asosiasi Pelayaran Nasional mengatakan, sebagai lembaga yang menaungi pengusaha perusahaan pelayaran, melihat bahwa pencapaian yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mendukung perekonomian di Indonesia secara global sudah sangat baik.

        Pencemaran pada perairan laut selalu menjadi persoalan yang tidak mudah untuk diselesaikan oleh kementerian kelautan dan perikanan. Selama ini, kasus pencemaran yang terjadi pada wilayah perairan indonesia, hampir selal ditangan oleh tenaga ahli yang dimiliki kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk menindak setiap kasus pencemaran perairan di laut, perlu upaya komprehensif dan teliti dengan melibatkan tenaga ahli untuk melakukan uji smpel air yang diduga sudah tercemar. Pelibatan tersebut bertujuan agar setelah hasil uji dirilis, bisa dilakukan tindakan hukum yang tepat. 

    Sumber Daya Manusia kita perlu diarahkan dengan benar dan terfokus dalam paradigma pembangunan kelautan. Pemerintahan yang mempunyai visi kebaharian yang benar, perlu memfasilitasinya dengan kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang berbasis bahari. Untuk mengatasi masalah pencemaran pada lingkungan, kita sebagai sesama makhluk hidup harus saling menjaga keutuhan bumi dan melestarikan serta menjaganya dengan baik demi menciptakan bumi yang sehat. Mari kita wujudkan bersama Indonesia sebagai negara maritim, yaitu negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional untuk menciptakan pembangunan Indonesia yang lebih baik kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Fajar, J. 2 0 20 . Ekosistem laut terancam pe necemaran perairan. https://www.mongabay.co.id/2020                 /04/15/ekosistem laut terancam pencemaran perairan/ 

Julita, J. S. 20 17. 40% Perdagangan Internasional Melalui Laut Indonesia. https://economy.okez                        one.com/read/2017/01/19/320/1595544/40 perdagangan internasional melalui laut indonesia                    
Lugianto, A . dan A. Hidayat. 2016. Politik Hukum Dalam Upaya Pengendalian Bahan Berbahaya dan             Beracun Di Wilayah Laut Yang Berada Dibawah Kedaulatan Indonesia 

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang. 2006. Reinventing Indonesia Dengan Kelautan. INOVASI .                 6(18): 12 15.

Posting Komentar

Copyright © SAINS ROOM. Designed by OddThemes